Dosen Prodi Keperawatan FIKES UMM Berikan Guest Lecture di Univesiti Teknologi Mara, Malaysia

Minggu, 18 Desember 2022 21:04 WIB   Ilmu Keperawatan

Para Hari Sabtu, 17 Desember 2022, kembali digelar kegiatan internasional di FIKES UMM. Kali ini kegiatan internasional yang dilakukan dalam bentuk guest lecture dimana dosen prodi Keperawatan FIKES UMM diundang oleh Nursing Program, Faculty of Healht Sciences, Universiti Tekhnologi Mara, Malaysia. Kegiatan internasional ini dilakukan secara daring dengan tajuk International Collaborative Teaching yang bertemakan “Safe Motherhood Initiative: Maternal Health Care, Family Planning”.

International Collaborative Teaching ini dimoderatori oleh Dr Rusnani Ab Latif, dosen senior di Faculty of Health Sciences, Universiti Teknologi Mara, Malaysia. Sedangkan dosen Prodi Keperawatan FIKES UMM yang terlibat adalah Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom dan Heny Dwi Susanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, PhD. Terdapat dua materi yang disampaikan yaitu Family Decision Making for care of children in Indonesia dan Safe Matherhood Initiative.

Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M, Kep., Sp. Kom, pakar dalam bidang community health nursing, yang menyelesaikan studinya di program spesialis keperawatan komunitas Universitas Indonesia, dan program doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ini mengatakan bahwa sangat penting memgulas family decision-making for care children di Indonesia. Menurutnya orang tua memiliki hak hukum untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perawatan kesehatan anak mereka untuk memastikan bahwa perawatan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan keluarga. Pengambilan keputusan yang tidak tepat dari orang tua seperti tidak mengunjungi fasilitas kesehatan dan tidak melakukan imunasasi akan sangat beresiko pada kesehatan anak.

Pak Yoyok Bekti Prasetyo panggilan akrabnya, yang saat ini memiliki 14 artikel terindeks Scopus dan 3 artikel terindes Web of Sciences, mengatakan Permasalahan kesehatan anak di Indonesia antara lain, ditunjukan dengan indikator Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) yang masih rendah. Pelayanan dalam KN1 meliputi konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif. Selain itu juga indikator cakupan imunisasi dasar yang belum mencapai target nasional dan terus meningkatnya prevalensi stunting dan wasting pada anak di Indonesia.

Data dari Indonesian Basic Health Research (RISKESDAS) survey tahun 2018 by the National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health didapatkan bahwa cakupan terendah KN1 ada di Nusa Tenggara Timur (60,17%), DI Yogyakarta (72,12%) dan Sulawesi Barat (74,35%) sedangkan standar nasional tahun 2018 adalah 85%. Selain itu, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia belum mencapai target tahun 2018 yaitu sebesar 92,5%. Provinsi dengan capaian terendah yaitu Papua (29,60%), Nusa Tenggara Timur (51,72%) dan Aceh (55,26%). 

Masih meningkatnya kasus stunting dan wasting di Indonesia. Persentase balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia tahun 2018 adalah 11,5% dan 19,3%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu persentase balita usia 0-59 bulan sangat pendek sebesar 9,8% dan balita pendek sebesar 19,8%. Persentase balita usia 0-59 bulan di Indonesia pada tahun 2018 sangat kurus yaitu sebesar 3,5% dan kurus sebesar 6,7%. Kondisi ini cenderung mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2017, dimana persentase balita sangat kurus sebesar 2,8% dan kurus sebesar 6,7%

Data diatas menyatakan bahwa pentingnya pengambilan keputusan oleh orang tua terhadap kesehatan anaknya. Pengambilan keputusan ini mencakup bagaimana, kapan, dan di mana mencari bantuan; menyetujui pilihan pengobatan ketika lebih dari satu pilihan pengobatan tersedia; menyetujui tujuan pengobatan, imbuhnya

Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh faktor sociodemografi seperti: usia, pendidikan, pekerjaan, komunikasi dari orang tua. Karakteristik sosiodemografi ini menentukan persepsi atau keyakinan sehat sesorang dalam mengambil perilaku pencaraian kesehatan. Pendidikan orang tua yang lebih tinggi akan mempengaruhi perilaku orang tua dalam berperilaku mencari pelayanan kesehatan.

Sebagia tindak lanjut dari International Collaborative Teaching antara FIKES UMM danga UiTM Malaysia, Pak Yoyok Bekti Prasetyo yang juga Dekan FIKES UMM sangat senang dengan lanjutan kegiatan ini dimana enam dosen dan pimpinan dari UiTM akan hadir di UMM untuk mengikuti Semintar Internasional yang akan dihelat bulan Januari tahun 2023 di UMM. Selamat datang UiTM di UMM, semoga kegaitan internasional di FIKES UMM semakin dinamis, jelasnya

Shared: