Yudisium Periode 5 FIKES UMM: Momen Berharga Menuju Tantangan Baru

Senin, 18 November 2024 00:55 WIB   Ilmu Keperawatan

Malang, 18 November 2024 – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali merayakan pencapaian besar bagi para mahasiswanya melalui kegiatan Yudisium Periode 5 yang dilaksanakan dengan penuh khidmat. Wakil Rektor IV UMM, Muhammad Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi, PhD, memberikan sambutan yang penuh makna, mengingatkan para lulusan bahwa keberhasilan mereka adalah hasil kerja keras dan doa dari banyak pihak.

"Dengan menuntaskan studi di UMM, adik-adik telah melewati perjalanan panjang yang penuh tantangan. Kini, saatnya untuk menghadapi babak baru dalam dunia pendidikan profesi, khususnya di bidang apoteker dan fisioterapi, yang penuh dengan persaingan ketat," ujar Muhammad Salis Yuniardi dalam sambutannya.

Beliau menekankan pentingnya mental yang kuat dan motivasi tinggi untuk terus berkembang dan belajar. "Keberhasilan bukan hanya hasil usaha pribadi, tetapi juga berkat doa dan dukungan dari orang tua serta lingkungan sekitar," lanjutnya. Dalam dunia profesi kesehatan, Salis mengingatkan bahwa kesembuhan pasien bukan hanya tergantung pada usaha tenaga kesehatan, tetapi juga kehendak Tuhan. "Sebagai tenaga kesehatan, kita harus selalu rendah hati dan empatik dalam memberikan layanan," tegasnya.

Selain itu, beliau juga mengingatkan agar para lulusan tidak cepat merasa puas. "Kesombongan bisa menjadi penghalang dalam memberikan pelayanan yang optimal. Empati sangat penting untuk membantu pasien merasakan kenyamanan dan meningkatkan semangat hidup mereka," ujarnya.

Yudisium kali ini tidak hanya berbicara tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang pentingnya pembelajaran berkelanjutan. "Seiring dengan perkembangan teknologi, tenaga kesehatan harus selalu beradaptasi agar dapat memberikan pelayanan yang semakin baik. Pembelajaran tanpa henti adalah kunci untuk meningkatkan kompetensi," tambahnya.

Selain itu, dalam sambutannya, Salis juga menyentuh tentang pentingnya kompetensi bahasa dan adaptasi budaya dalam konteks global. Mengambil contoh warga Filipina dan Vietnam, beliau menekankan bahwa kemampuan berbahasa Inggris dan adaptasi terhadap teknologi dan budaya asing menjadi kunci bagi mereka dalam meningkatkan kualitas hidup dan daya saing di pasar global. "Vietnam, yang telah menunjukkan kemajuan pesat sejak pasca-konflik, kini menjadi tujuan wisata menarik dengan kemudahan transaksi menggunakan berbagai mata uang, yang semakin mempermudah pengalaman berbelanja bagi wisatawan," jelasnya.

Yudisium ini menjadi momen berharga bagi para lulusan untuk melangkah lebih jauh, terus berkembang, dan berkontribusi kepada masyarakat. Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, mereka siap menghadapi tantangan baru dalam karir profesional mereka, khususnya di bidang kesehatan, dan membawa manfaat bagi bangsa dan negara.

Shared: